Thursday, December 28, 2023

MAKALAH TENTANG PENDEKATAN PSIKOLOGI

 MAKALAH TENTANG PENDEKATAN PSIKOLOGI


PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab manakala memahami agama menggunakan pendekatan, salah satunya yaitu pendekatan psikologi.

Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah-masalah kejiwaan manusia yang tercermin dalam perilaku yang nyata. Ilmu psikologi dapat dipakai untuk mengkaji gejala keberagamaan masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat muslim. Kajian dalam studi Islam melalui pendekatan psikologi adalah hubungan antara agama dengan jiwa manusia. Hubungan ini dikaji melalui gejala jiwa manusia yang lahir dalam tingkah-laku dalam hubungannya dengan agama Islam. Tidak dapat dipungkiri, bahwa agama sangat mempengaruhi jiwa penganutnya.

B.  Rumusan Masalah

1.    Apakah pendekatan psikologi itu?

2.    Sejarah pendekatan psikologi?

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendapatkan istilah jiwa, ruh, dan berbagai kata lain yang senada. Jauh sebelumnya istilah itu juga telah begitu lekat dalam kosakata bahasa yang digunakan dalam ragam budaya yang berbeda. Peruntukan istilah tersebut merujuk pada bentuk halus dalam diri manusia yang tidak terlihat dan hanya dapat dirasakan. Bentukan halus ini menimbulkan kesulitan sendiri dalam memberikan pengertian yang tepat.

Secara etimologis psikologi yang berasal dari bahsa inggris psychology yang berasal dari bahasa Yunani Psyche yang berarti jiwa (soul, mind) dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Namun kata “jiwa” bukanlah kata yang mudah dipahami begitu saja, sebab jiwa memiliki arti yang beragam dan masih sangat kabur. Dalam kehidupan sehari-hari banyak yang bertanya apa itu jiwa?

Dalam bahasa arab kata jiwa adalah nafs. Kata ini berdiri sendiri dan berulang sebanyak 295 kali dalam Al-Quran yang tersebar di 63 surat atau 55% dari jumlah semua surat dalam Al-Qur’an.

A.   Pengertian Pendekatan

            Pendekatan, secara etimologi kata pendekatan artinya tidak jauh. Setelah mendapat awalan pe- dan akhiran -an maka artinya menjadi proses, perbuatan, cara mendekati atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti atau metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Selanjutnya secara terminologi pendekatan bisa diartikan sebagai cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami, meneliti serta menganalisa suatu objek.[1]

            Pendekatan merupakan suatu ilmu untuk dijadikan landasan kajian sebuah studi atau penelitian, ini mendekati disiplin ilmu karena tujuan utama pendekatan ini untuk mengetahui sebuah kajian dan langkah-langkah metodologis yang dipakai dalam pengkajian atau penelitian itu sendiri. Setiap disiplin ilmu memiliki kekhususan metodologi sebab tidak ada sebuah metode yang dapat digunakan dalam semua disiplin ilmu. Jika seorang pengkaji telah menentukan pendekatan yang digunakannya maka akan dengan mudah terbaca langkah-langkah metodologis yang digunakannya.

            Dr. Jamali Sahrodi dalam bukunya yang berjudul Metodologi Studi Islam, beliau menyatakan bahwa istilah “pendekatan” merupakan kata terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu approach. Maksudnya yakni suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasan kajian atau sebuah studi atau penelitian. Pendekatan dalam aplikasinya lebih mendekati disiplin ilmu karena tujuan utama pendekatan ini untuk mengetahui sebuah kajian dan langkah-langkah metodologis yang dipakai dalam pengkajian atau penelitian itu sendiri.

B.   Pengertian Pendekatan Psikologi

Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa Inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.

Beberapa definisi tentang Psikologi dikemukakan dibawah ini :

·         Psikologi sebagai psikologifilsafat menurut Plato pada tahun kurang lebih 400 SM, berarti : Ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat,hakikat dan hidup jiwa manusia (Psyche =  jiwa; logos = ilmu pengetahuan).

·         Psikologi menurut ilmu-ilmu pengetahuan alam/empiris dan rasionalisme ialah: ilmu pengetahuan yang mempelajari kesadaran atau gejala-gejala kesadaran.

·         Psikologi adalah : ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dalam mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya. Pelaksanaan secara ilmiah daripada Psikologi dilakukan dengan jalan, mengumpulkan dan mencatat secara teliti tingkah laku manusia selengkap mungkin,dan berusaha menjauhkan diri dari segala prasangka.sehingga orang mendapatkan jawaban yang terpercaya mengenai berbagai pertanyaan teoritis dan praktis (Robert S.Wood-worth)

·         Psikologi menurut Boring Edwin, Herbert Langfeld, Harry P.Weld  yaitu ilmu tentang studi tentang hakikat manusia.

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) menganai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.

Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) membatasi arti psikologi sebagai “cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa”. Dalam ensiklopedia ini dibatasi pula bahwa gejala dan kegiatan jiwa tersebut meliputi respons organisme dan hubungannya dengan lingkungan.

Secara ringkas dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan, dan kejadian yang ada di sekitar manusia.[2]

Jadi,Pendekatan Psikologi Agama usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari aspek-aspek batini pengalaman keagamaan,dalam ajaran agama sering kita menemukan istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang,dengan ilmu jiwa ini selain kita mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati,dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama kedalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usia seseorang.

C.   Landasan Teori Metodologi Psikologi

Secara umum dapat dikatakan bahwa teori-teori psikologi Barat Modern dibangun atas dasar paradigma epistimologi historisisme, berupa empiris positivistik dan humanistik. Historisisme hanya mengakui apa yang terjadi secara empiris dalam dunia historis sebagai kebenaran, selain itu dianggap hayalan dan tidak ada. F.C. Kreiling menjelaskan: Historisisme as the belief that the truth, meaning, and value of anything, that is, the basic of any avaluation, is to be found in its history.

Dengan demikian historisisme tidak mengakui nilai transenden dan transhistoris. Segala sesuatu adalah peristiwa historis yang terikat dalam kung-kungan waktu dan tempat. Pandangan inilah yang melandasi perkembangan paradigm psikologi modern di Barat. Implikasinya dalam psikologi adalah hilangnya nilai spiritual dari jiwa manusia. Terutama kelihatan dalam psikoanalisa dan Behaviorisme. Walaupun harus diakui bahwa Psikologi Humanistik dan Transpersonal telah mengakui spiritual sebagai bagian dari peristiwa psikologis. Namun spirit yang dimaksudkan bukan seperti yang dijelaskan dalam pandangan agama.

Spiritual yang dimaksudkan Transpersonal adalah neotik yaitu inti terdalam dari kemanusiaan yang merupakan sumber makna hidup  dan potensi dari berbagai kemampuan dan sifat luhur manusia yang luar biasa yang selama ini terabaikan dari telaah psikologi. Jadi sama sekali bukan spiritual dalam pandangan agama, khususnya Islam yaitu rûh. Dengan mengadakan modifikasi dan melangkah lebih dalam ke agama sebenarnya konsep ini dapat ditingkatkan menjadi pembahasan tentang rûh.[3]

D.   Latar Belakang dan Sejarah Lahirnya psikologi Islam

Perkembangan Psikologi Islam dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu kebangkitan Islam, kritisisme ilmu pengetahuan modern, krisis jati diri dan rendahnya penghayatan agama.

Awal abad ke-15 H di kalangan umat Islam menguat semangat untuk kembali kepada ajaran Islam, karena Islam sebagai sistem kehidupan sangat diperlukan untuk melahirkan peradaban baru yang lebih menghargai eksistensi manusia. Muncullah keinginan untuk menggali Alquran dan Sunnah sebagai sumber pengembangan ilmu pengetahuan (islamisasi ilmu) yang dipelopori tokoh seperti Ismail Raji al-Faruqi dan Syed Muhammad Naquib al-Attas.[4]

Thomas Kuhn dalam bukunya “The Structure of Scientific Revolution” menyebut gelombang revolusi ilmu pengetahuan selalu ditandai oleh pergesaran dan pergantian dominasi ilmu pengetahuan yang berlaku. Cara pandang Thomas Kuhn dapat digunakan untuk melihat perkembangan pemikiran Psikologi yang juga mengalami pergeseran dan pergantian paradigma. Keadaan ini mengisyaratkan bahwa terbuka peluang untuk menghadirkan paradigma baru dalam kancah pemikiran Psikologi terutama bila terjadi krisis.

Dalam sejarah, khazanah klasik Islam telah melakukan beberapa pendekatan dalam kajian kejiwaan, yaitu:

a.       Pendekatan skriptualis yang mengacu kepada Alquran dan Hadis dengan asumsi bahwa Allah yang menciptakan jiwa manusia dengan segala hukum psikologisnya.

b.      Pendekatan falsafi/filosofis yang mengacu kepada akal (burhan) dengan prosedur berpikir spekulatif, sistematis, radikal, universal dan berdasarkan akal sehat tanpa meninggalkan nash.

c.       Pendekatan tasawwufi/sufistik dengan intuisi (irfan), menajamkan struktur kalbu le-wat proses al-tazkiah al-nafs. Dengan terbuka tabir penghalang ilmu-ilmu Allah, orang memperoleh kasyaf dan mampu mengungkap hakikat jiwa yang sesungguhnya.

E.   Pola-Pola Pengkajian Psikologi Islam Adalah:

a.       Psikologi menjelaskan Islam (ajaran Islam dan umat Islam)

Pada tarap tertentu teori-teori Psikologi memiliki keunggulan dalam menjelaskan dan memprediksi tingkah laku manusia. Seperti teori John S. Carrol tentang mengapa seseorang melakukan kejahatan. Namun bias dapat terjadi.

b.       Perbandingan Psikologi dengan Islam

Pola ini dilakukan dengan cara memperbandingkan konsep-konsep manusia, kepribadian dan lain-lain antara Psikologi dengan Islam. Seperti yang dilakukan Dawam Rahardjo.13 Padahal keduanya berbeda. Metode ini dapat dipakai bila konsep Islam telah dirumuskan secara matang untuk menghindari proses similarisasi (menyamakan begitu saja). masa kritik ilmuwan muslim cenderung sangat kritis dalam membandingkan keduanya.

d.       Penilaian Islam terhadap Psikologi

Pada pola ini ilmuan muslim Psikologi membangun perspektif Islam terhadap konsep Psikologi modern. Islam adalah sumber pedoman kehidupan manusia. Banyak cerita dan konsep manusia dalam Alquran. Islam dapat digunakan sebagai pisau analisis untuk membedah konsep-konsep Psikologi modern seperti yang dilakukan Malik B. Badri.14 Dalam Islam manusia diberi kebebasan dengan tuntunan agama, akal dan hati nuraninya. Kelemahannya, sering tidak proporsional dalam mengkritisi psikologi. Pola ini banyak dilakukan pada fase kritis dan fase perumusan.

e.        Membangun Konsep Psikologi Berdasarkan Islam

Pada pola ini psikolog Muslim melahirlah konsep fitrah manusia, konsep ruh, akal, kalbu, nafsu dan lain-lain. Pada pola ini psikologi Islam diartikan sebagai studi tentang jiwa manusia yang didasarkan pada pandangan dunia Islam.

Menurut “Abd al-Rahman Shalih ‘Abd Allah seperti yang dikutip oleh Abdul Mujib menyatakan bahwa paradigma Psikologi Islam harus dikaitkan dengan pemikiran fisosofis dalam Islam. Terhadap literatur yang telah berkembang, setidaknya ditemukan dua kelompok dalam mensikapinya, yaitu:

a.       Kelompok yang menghendaki keterbukaan terhadap pandangan hidup dan kehidupan non muslim dengan cara mengadopsi konsep-konsep psikologi non Islam dan menggabungkannya ke dalam pemikiran psikologi Islam.

 

b.      Kelompok yang berusaha mengangkat pesan Ilahi ke dalam pemikiran psikologi, baik dari Alquran, sunnah maupun penafsiran ulama terhadap sumber tersebut.[5]

 

F.    Tujuan Psikologi Terhadap Agama

Psikologi agama tidak untuk membuktikan agama mana yang paling benar,tetapi hakekat agama adalah hubungan manusia dengan kejiwaanya,bagaimana prilaku dan kepribadiannya. mengapa manusia ada yang percaya kepada Tuhan ada pula yang tidak,apakah kepercayaan ini timbul akibat pemikiran yang ilmiah atau sekedar naluri akibat terjangan cobaan hidup dan pengalaman hidupnya.

Dengan psikologi orang bisa mampu mengetahui hakekat dirinya,kemudian bisa berbuat untuk apa dirinya hidup didunia ini ,hendak kemana setelah dia mati.dengan kesadaran yang mendalam inilah psikologi mengkaji kejiwaaan seseorang bagaimanakah perilaku seseorang menghadapi hidup yang dijalani.namun dalam ruang lingkup kajian psikologi tidak menjelaskan agama manakah yang paling benar,hanya saja kali ini kajian psikologi lebih cenderung kepada kajian Islam. Sekali lagi psikologi tidak mencari agama mana yang benar, tatapi psikologi hanya mengkaji perilaku keagamaan seseorang yang dapat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku individu.

 

G.  Kelebihan Pendekatan Psikologi

Kelebihan yang dimiliki dari pendekatan psikologi tersebut, ialah kita mampu mengetahui sikap batin seseorang,karena dalam diri kita terdapat dua unsur yaitu unsur jasmani dan rohani, dan dalam psikologi tersebut membahas mengenai rohani seseorang,dan kita mampu mengetahui sikap beriman,bertaqwa kepada Allah karena ini merupakan gejala-gejala kejiwaan yang berkaitan dengan agama. Dengan pendekatan ini pula seseorang dapat memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sehingga dengan ini agama akan menemukan cara yang tepat untuk menanamkannya.


 

BAB III

KESIMPULAN

 

            Pendekatan merupakan suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasan kajian sebuah studi atau penelitian,ini mendekati disiplin ilmu karena tujuan utama pendekatan ini untuk mengetahui sebuah kajian dan langkah-langkah metodologis yang dipakai dalam pengkajian atau penelitian, sedangkan agama hingga saat ini masih sulit untuk membuat definisi,dan  Zakiah Daradjat mengatakan bahwa tidak ada yang lebih sukar dari pada mencari kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat definisi agama,karena pengalaman agama adlag subjektif,intern dan individual.dimana setiap orang akan merasakan pengalaman agama yang berbeda dari orang lain.

 

            Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis (jiwani) manusia dengan lingkungannya Psikologi secara etimologi memiliki arti “Ilmu tentang jiwa” Psikologi berarti studi ilmiah atas gejala kejiwaan manusia,sebagai kajian ilmiah Psikologi jelas mempunyai sifat teoritik,empirik dan sistematik.ada beberapa macam metode yang digunakan dalam pendekatan Psikologi yaitu metode observasi,metode pengumpula,metode klinis dan metode eksperimental.tujuan dari pendekatan tersebut ialah untuk mengetahui hakekat diri seseorang dalam beragama.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

1.      Abdullah, Yatimin. Studi Islam Kotemporer. Jakarta: Amzah, 2006.

2.      Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

3.      Anwar, Rosihan. Pengantar Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2009.

4.      Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

5.      Sahrodi , Jamali. Metodologi Studi Islam, Jakarta: Pustaka setia 2008.

6.     Faridah,  Siti. “PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAM” dalam Jurnal ilmu Ushuludin. Vol.9 No.2 Banjarmasin: IAIN Antasari, 2010.

 

 

 

 



[1] Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Pustaka setia 2008), hlm 66

[2] M.Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Amzah, 2006), 69.

[3] Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 42-43.

[4] Siti Faridah. “PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAMJurnal ilmu Ushuludin. Vol.9 No.2 (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2010), hal 208.

[5] Siti Faridah. “PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAMJurnal ilmu Ushuludin. Vol.9 No.2 (Banjarmasin: IAIN Antasari, 2010), hal 212-213.


No comments:

Post a Comment

terimakasih telah berkunjung ke blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya sahabat :)