Tuesday, July 9, 2013

Lirik Lagu Mungkin Nanti Peterpan


Mungkin Nanti

Saatnya ku berkata
Mungkin yang terakhir kalinya
Sudahlah lepaskan semua
Ku yakin inilah waktunya

(*)
Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi
Mungkin saja rasa itu telah pergi

(**)
Dan mungkin bila nanti
Kita akan bertemu lagi
Satu pintaku
Jangan kau coba tanyakan kembali
Rasa yang ku tinggal mati
Seperti hari kemarin
Saat semua di sini

Dan bila hatimu termenung
Bangun dari mimpi-mimpimu
Membuka hatimu yang dulu
Cerita saat bersamaku

Back to (*) dan (**) 2x

Tak usah kau tanyakan lagi
Simpan untukmu sendiri
Semua sesal yang terjadi
Semua rasa yang kau beri

Lirik Lagu Ada Apa Denganmu Peterpan


Ada apa denganmu

Sudah maafkan aku,
Sering kala salahku,
Dan bila kau tetap bisu,
Ungkapkan salahku,

(*)
Dan aku sifatku,
Dan aku khilafku,
Dan aku cintaku,
Dan aku rinduku,

Sudah lupakan semua,
Segala berubah,
Dan kita terlupa,
Kan kita terluka,
(Back to *)

(**)
Ku tanya malam,
Dapatkah kau lihatnya perbedaan,
Yang tak terungkapkan,
Tapi mengapa kau tak berubah,
Ada apa denganmu?

Hanya malam yang dapat meleburkan segala rasa yang tak terungkapkan,
Tapi mengapa kau tak berubah,
Ada apa denganmu,
(Back t0 * & **)

Sunday, July 7, 2013

My First Experience watching Noah Concert


Kisah Nonton Konser NOAH @lap Batalyon 501 Madiun
7 Februari 2013
Sejak 2 bulan terakhir di tahun 2012 kemarin, Surya promild mengadakan tour ke 25 kota di Indonesia bersama NOAH (band favorite saya). Tapi sayangnya kota dimana saya tinggal yaitu Ponorogo tidak masuk dalam daftar kota yang akan mereka kunjungi. Sempat kecewa sebenarnya. Tapi kekecewaan saya terhapuskan setelah tahu bahwa Madiun menjadi salah satu daftar kota yang akan dikunjungi mereka. Dalam hati saya bergumam “wah Madiun, kayaknya bisa nih kalau nonton”.
Keinginan saya untuk menonton konser Noah di Madiun ini semakin besar setelah tahu bahwa Sahabat Madiun (cabang Ponorogo) yang terbentuk sekitar Januari 2012 tahun lalu ini akan mendata siapa saja yang akan ikut melihat konser NOAH di Madiun. Namun pada H-4 saya belum juga mendaftarkan diri. Saya awalnya sangat bersemangat menjadi salah satu bagian dari konser Band Fenomenal ini (NOAH). Saya mengikuti kuis Surya-Promild di facebook dari #quiz1 sampai #quiz4 tapi belum juga beruntung. Cerita perjuangan saya masih kurang berkesan dibandingkan cerita sahabat yang lainnya. Akhirnya saya menyerah di #quiz5. Beberapa hari mendekati hari H, pikiran dan hati saya saling berlawanan. Hati saya mengatakan sangat ingin melihat konser band yang sudah saya tunggu2 bertahun-tahun tersebut, sedangkan pikiran saya tidak. Banyak statement yang muncul di pikiran saya.
Saya terpikirkan oleh adik saya yang duduk di kelas 3 SMA itu. Memang dia sudah besar tapi saya merasa tidak tega membiarkan dia di rumah sendirian. Apalagi orang tua saya bekerja di luar pulau. Akhirnya saya bertanya padanya:
Saya     :” enaknya gimana dek, nonton nggak ya??”
Dia       :”terserah kamu mbak.”
Saya     :”lha kamu berani nggak di rumah sendiri?”
Dia       :”lha kamu apa mau nginap dirumah temenmu?”
Saya     :”ya enggak lah, langsung pulang.”
Dia       :”lha iya, konser nya selesai jam berapa?”
Saya     :”sekitar jam 11 malem, tapi perjalanan nya kurang lebih 1 jam jadi ya sekitar jam 12 malem dek.”
Dia       :”ya aku sih berani aja mbak di rumah sendiri. Biasanya kan Dea (keponakan) juga belajar di rumah kita kan.”
            Mendengar jawabannya saya menjadi yakin akan ikut melihat konser NOAH di Madiun. H-3 saya pergi ke rumah mbak Lina untuk membayar HTM sebesar 20 ribu rupiah. Lumayan jauh rumahnya, kurang lebih setengah jam baru nyampek. Di sana saya tanya sama mbak Lina yang ikut ke Madiun ada nggak yang rumahnya Ponorogo bagian selatan, dia menjawab belum tahu. Setelah itu saya pulang.
            Hari H pagi saya sms mbak Lina. Saya tanya gimana mbak ada yang rumahnya Ponorogo ke selatan nggak (sekitar Balong atau Slahung)? Dia memberi saya nomor hp anak yang rumahnya Balong. Saya disuruh tanya langsung ke orangnya. Tapi saya tidak langsung sms anak itu. Pikir saya nanti saja ngomong langsung di sana. Saya cuma mau bilang kalau saya pulangnya bareng. Ya meskipun rumah saya dari Balong masih ke selatan ya saya berpositive thinking aja. Akhirnya pikiran saya mulai agak tenang. Dengan siapa saya pulang sudah terjawab.
            Setelah itu sekitar pukul 10 pagi saya di sms adek saya untuk minta tanda tangan pak lurah. Loh saya bingung, bukannya kemarin sudah. Tapi dia bilang yang kemarin itu salah lagi format suratnya. Terus terang saya sudah malu untuk meminta tanda tangan ke pak lurah lagi karena sebelumnya sudah 2 kali salah format suratnya. Saya langsung menolak untuk minta tanda tangan ke pak lurah desa saya. Tapi apa boleh buat adik saya membicarakan soal konser NOAH. Dia tidak mengizinkan saya pergi kalau saya tidak mau meminta tanda tangan ke rumah pak lurah. Akhirnya saya mau tapi dengan syarat dia juga ikut ke rumah pak lurah.
            Sepulang adek saya sekolah, sekitar pukul setengah 2 siang saya dan adik saya pergi ke rumah pak lurah. Untung saja beliau sangat mengerti. Selesai itu kami langsung pulang dan saya bersiap-siap untuk pergi ke Madiun. Jam menunjukkan pukul 2 siang tepat. Saya berangkat dari rumah menuju lapangan Babadan. Sebenarnya para pengurus mengharapkan para anggota untuk datang pukul 2 siang, tapi apa boleh buat saya bisanya tiba di sana kurang lebih pukul 3. Kalau mereka berangkat duluan saya juga tetap akan menyusul. Ternyata tidak hanya saya yang terlambat, masih ada yang belum datang. Saat itu hujan juga turun, jadi kami menunggu hujan reda sambil menunggu sahabat yang belum datang. Sekitar pukul 3 saat hujan agak reda kami berangkat dari lapangan Babadan Ponorogo menuju alun-alun kota Madiun. Sedangkan sahabat yang masih belum pulang dari sekolah nanti akan menyusul dan di tunggu di alun-alun kota Madiun. Sampai disana sudah ada sahabat Madiun, Magetan, dan Ngawi yang sudah menunggu kami.
            Di sana para sahabat juga sempat diwawancara oleh 2 stasiun swasta Jawa Timur. Semangat para sahabat untuk bertemu Noah sangat terlihat dengan banyaknya sahabat yang datang saat itu. Setelah sholat Asyar dan makan kami bergegas menuju lapangan Batalyon 501. Kami menunggu di sebuah SD dekat lapangan Batalyon. Pukul setengah 7 hujan sempat mengguyur kota Madiun. Sahabat yang mengantri mulai kehujanan. Ada yang bertahan dengan berlindung di bawah banner yang mereka bawa dan ada yang berlindung di kios pedagang kaki lima dan salah satunya adalah saya. Meskipun sebelumnya sudah kehujanan tapi jaket yang saya kenakan cukup menghangatkan badan saya. Waktu itu hape saya berbunyi. Saya kira dari adek saya ternyata ibu saya. Beliau berpesan hati-hati dan kalau sudah selesai cepat pulang, selain itu beliau juga kirim salam buat bang Eja.:D
            Pukul 7 kurang seperempat malam kami sudah berdiri di belakang pagar pembatas untuk menanti perform NOAH band. Kurang lebih sekitar pukul setengah 8 malam band pembuka mulai menghibur para penonton. Lagu J-Rocks Ceria dan Meraih Mimpi dinyanyikan oleh band . kemudian lagu Nidji Hapus Aku dan Biarlah dinyanyikan oleh band Go Green. Setelah itu Astoria juga menyanyikan 2 single hits mereka. NOAH belum juga muncul. Setelah itu muncul girl band PrimaDona yang menyanyikan lagu Geisha “Kamu Yang Pertama”, lagu Ratu “Lelaki Buaya Darat” dan lagu Coklat “Bendera”. Setelah itu masih ada penampilan dance. Penonton yang sudah tidak sabar untuk melihat penampilan NOAH mulai meneriakkan nama NOAH. Kemudian pukul 9 lebih NOAH akhirnya muncul dengan lagu pertama Cobalah Mengerti. Lagu pertama yang benar-benar menghipnotis para penonton yang ada di lapangan Batalyon. Para penonton ikut bernyanyi dan berjoget. Meskipun berdesak-desakkan dengan penonton lainnya saya tetap menikmati penampilan NOAH tersebut. Lagu lain yang dibawakan noah di Madiun adalah Di Balik Awan, Menghapus Jejakmu, Menunggumu, Separuh Aku, Dara, Mungkin Nanti, Khayalan Tingkat Tinggi, Tak Bisakah, Yang Terdalam, dan Topeng.
            Pukul 11 lebih NOAH sudah menyelesaikan lagu terakhirnya yaitu Topeng. Saya yang masih berharap NOAH perform lagi, masih berdiri di belakang pagar pembatas menatap ke panggung. Tapi panggung sudah mulai dirapihkan. Para sahabat dari Ponorogo yang terpisah mulai berkumpul satu persatu. Salah satu nya bilang ke saya “tadi saya sudah sempat salaman dan foto bareng sama NOAH.” Mendengar itu saya kaget. Kok bisa?? Aahhh kenapa nggak ngajak saya. Setelah itu saya melihat ke backstage tapi NOAH sudah pergi. Penyesalan mulai ada. Kenapa tadi saya nggak bareng sama dia. Sudah 9 tahun ini saya pengen banget ketemu sama mereka. Tapi Tuhan belum juga memberikan kesempatan kepada saya. Sudahlah mungkin belum waktunya (menghibur diri). Saya yakin rencana Tuhan sangatlah indah, jadi tak perlu disesali. Mungkin lain kesempatan. Pukul 12 kurang seperempat saya pulang bareng mbak Ira (rumahnya Balong) yang dibonceng adiknya. Saya mengikutinya dari belakang. Sampai di perempatan Dengok, Ponorogo, mbak Ira belok kiri. Loh !! Balong kan masih lurus. Ah sudahlah dengan positive thinking saya melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan saya berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Akhirnya pukul 1 kurang seperempat saya sampai di rumah. Alhamdulillah.. Saya mengetuk pintu pelan-pelan supaya tidak mengganggu tetangga yang sudah tidur. Adik saya bangun dan membukakan pintu untuk saya. Benar-benar malam yang tak terlupakan. Melihat sosok idola dari jarak sangat dekat. Ditambah bang uki yang sepertinya melempar senyum ke saya. Aaaaaaa J.. benar-benar amazing... saya ingin nonton lagi dan berada di barisan paling depan jika nanti mengadakan konser di Ponorogo. Semoga ... amiiiiiinnnn . :D