My Liberation Notes adalah salah satu drama favorit penulis. Mengapa? Karena alur ceritanya seperti sangat relate dengan kehidupan masa sekarang. Selain itu banyak pelajaran dan juga motivasi yang ada dalam Drama My Liberation Notes. Apa sih kata-kata motivasi yang ada di drama My Liberation Notes. Langsung aja simak, berikut ini adalah beberapa quotes yang ada di drama My Liberation Notes. Check this out:
“Aku
tahu tidak ada yang berubah meski dihapus, jadi aku harus bertahan.”
“Padahal
jika suka seseorang, kita pasti mencari tahu dimana daerah tinggalnya.”
“Jika
aku bisa duduk dan bekerja di sini bersamamu, pekerjaan memuakkan ini pasti
akan jadi pekerjaan yang indah. Aku pasti bisa melalui semua ini. Sebenarnya
aku hanya bersandiwara menjadi Wanita yang disukai banyak orang, dan menjadi
Wanita sempurna. Aku ingin berimajinasi bahwa diriku yang sekarang adalah orang
yang disukai dan selalu didukung orang lain sehingga hidupku nyaman. Aku ingin
berpikir menjalani hariku dengan Bahagia bersamamu. Begitulah pikirku.
Alih-alih merasa sengsara dan menderita saat tidak Bersama denganmu, aku
berusaha semangat dengan memikirkanmu, bukankah aku hebat?”
“Tidak
ada hal apapun yang terjadi, dan tidak ada orang yang menyukaiku. Karena
sepertinya akan mati, jika terus menjalani hidupku yang begini, aku menggambar
sosokmu di kepalaku. Dirimu yang akan ku temui suatu saat. Setidaknya bagi
dirimu, aku tidak mungkin hanya orang biasa. Kau yang aku takt ahu siapa,
dimana keberadaannya, bahkan belum pernah kutemui. Sebenarnya, siapa dirimu?”
“Orang
akan menjadi baik saat punya uang dan saat mencintai. Memang begitu
kenyataannya.”
“Teman
sama seperti keluarga, kau tak pilih keluargamu. Tiba-tiba sejak lahir sudah
jadi keluarga dan sudah jadi teman. Dialah yang ada di sebelah rumah.”
“Zaman
Joseon lebih cocok untukku. Jika sudah dijodohkan aku mungkin akan berkata,
“baiklah aku akan mencintainya dengan segenap hati. Meski hidupku seperti itu,
aku pasti akan menurutinya. Aku merasa harus memilih seperti sekarang malah
menyulitkan.”
“Aku
suka zaman ini meski selalu ditolak. Aku pasti jadi pecundang jika lahir di
zaman Joseon.”
“Orang-orang
pandai dalam berbicara. Setelah melalui satu titik, kau akan mulai merayu
dengan perkataanmu. Jika kau mulai diperhatiakn orang-orang karena caramu
berbicara, maka semua hancur. Kau piker ada hal berguna dari semua hal yang aku
katakan? Tidak ada satupun. Karena itu,
ku harap kau tak akan pernah melalui titik itu. Rasanya bagaikan memilih jalan
pintas. Karena tak percaya diri dengan cara lain. Aku sudah terlanjut begini,
jadi tidak aka keberanian untuk Kembali. Aku suka karena kau tak merayu orang
lain dengan perkataanmu. Karena itu semua hal yang kau katakana sangatlah
berharga.”
“Aku
harap kita semua bisa Bahagia bagai sinar matahari yang terik tanpa sedih
sedikitpun”
“Aku
sudah muak. Entah apa yang salah dengan ini semua. Hanya saja aku merasa muak.
Berhubungan dengan orang lain bagaikan pekerjaan bagiku. Menjalani hari demi
hari adalah pekerjaan berat. Tidak ada hal apapun yang terjadi dan tidak ada
orang yang menyukaiku.”
“Pria
memang bisa sangat culas. Dia tahu Wanita mana yang akan tetap diam saat mereka
memutarbalikkan fakta., padahal mereka yang salah.”
“Rumah
dan jodoh itu akan datang tanpa harus dicari. Jodohmu akan datang saat sudah
waktunya.”
“Setelah
aku piker lgi, para pria brengsek di hidupku selalu melihatku dengan tatapan
begitu. Tatapannya bagai berkata kau orang yang payah. Itu membuatku merasa
menjadi orang yang menyedihkan yang tidak berguna sama sekali. Hal yang membuat
kita muak dan marah adalah tatapan yang seperti itu. Sebuah hubungan yang terus
terulang saat kita malah menemukan kekurangan kita saat ingin mencari tahu sisi kita yang pantas
dicintai. Dimana aku harus mencari jawabannya?”
“Aku
mau bebas. Aku mau terbebaskan. Entah di mana terperangkapnya, tapi aku seperti
terkurung. Aku tidak bisa merasa lega. Aku selalu merasa sesak. Aku ingin
keluar dari rasa itu.”
“Pasti
ada orang menyebalkan dimanapun kita berada, dan mereka tidak akan berubah.
Lantas seharusnya aku yang berubah, tetapi aku tidak mau meredakan amarahku.
Aramarhku itu tepat.”
“Menahan
amarah yang menurut kita tepat ini sangatlah menyiksa. Mereka yang kerjanya tak
becus tetap tidak mau diomeli. Dan aku takut dicap kolot jika memarahinya. Jadi
aku menahannya.”
“Orang
akan berubah setelah melakukan hal yang belum pernah dilakukan”
“Orang
yang ku suka seutuhnya. Setelah ku pikir-pikir, aku tidak punya orang seperti
itu dalam hidupku. Orang-orang yang aku sukai sekalipun pasti punya sisi yang
membuatku tak nyaman. Kadang aku merasa kecewa, benci, dan juga merasa iri.
Pasti ada hal yang mengganjal bagiku. Aku memang terlihat akrab dengan orang
lain, tetapi sesungguhnya tidak ada orang yang benar-benar ku sukai seutuhnya.
Apakah mungkin itu adalah alas an mengapa aku diam-diam menjadi muak? Mungkin
saja itu adalah alas an mengapa aku selalu merasa sendiri dan terabaikan.”
“Aku
ingin mencoba menemukan orang yang seperti itu. Aku tidak akan terpengaruh sama
sekali meski orang itu selalu berubah pikiran. Aku hanya ingin terus
menyukainya. Itu lebih baik dari pada menghadapi seseorang tanpa tujuan. Aku
ingin menjalani hidup yang berbeda.”