Saturday, January 28, 2017

Perjalanan Karier Peterpan

Perjalanan Karier Peterpan
 
Peterpan adalah sebuah band beraliran pop rock dari Bandung,Indonesia. Band ini dibentuk pada tahun 1997 dan terkenal berkat lagu-laguny...a "Ada Apa Denganmu", "Topeng", dan "Kukatakan Dengan Indah". Pada awalnya kelompok Peterpan terdiri dari Nazril_Irham (Ariel), Mohammad_Kautsar_Hikmat (Uki), Loekman_Hakim (Loekman), Ilsyah_Ryan_Reza (Reza), Andika_Naliputra_Wirahardja (Andika) dan Indra_Peterpan (Indra). Namun di bulan November 2006, dua anggotanya, Andika dan Indra dipecat dari grup musik tersebut. Perpecahan ini dipicu adanya perbedaan prinsip kreativitas.Perjalanan karier Awal terbentuk Pada tahun 1997, Andhika (keyboard) membentuk band Topi dengan mengajak adik kelasnya di SMU 2 Bandung, Uki (gitar), serta teman mainnya, Abel (bas) dan Ari (drum). Uki pun mengajak teman SMP-nya Ariel yang mengisi posisi vokal. Dengan formasi seperti itulah, mereka mulai manggung dan memainkan musik beraliran Brits alternatif. Kemudian Ari mengundurkan diri dan Topi pun bubar tanpa sebab yang pasti.Andika mengumpulkan kembali personel Topi di tahun 2000. Namun kali ini, posisi drum dipegang oleh Reza. Untuk memberi warna musik yang lebih dewasa dan lebih kaya melody, maka diajaklah Loekman, teman kakak Indra, yang akhirnya jadi lead guitar (gitar utama). Setelah terbentuk dengan formasi enam orang, mereka pun mengambil nama peterpan. Tanggal 1 September 2000 secara resmi peterpan terbentuk.Perjalanan profesional peterpan dimulai tahun 2001 dengan merambah dari café ke café di Bandung. Mereka bermain di café #O'Hara# dan #Sapu Lidi# dengan membawakan lagu-lagu top 40, serta alternative rock seperti Nirvana,Pearl Jam,Cold play, U2,Creed, dll. Saat di café #Sapu Lidi#-lah potensi mereka terlihat oleh Kang Noey (basis Java Jive) yang sedang mencari band untuk mengisi album kompilasi. Dari tiga lagu yang dikirim untuk demo, "Sahabat", "Mimpi Yang Sempurna", dan "Taman Langit", terpilih lagu "Mimpi Yang Sempurna" untuk dimasukan ke album kompilasi Kisah 2002 Malam yang dirilis Juli 2002. Tak disangka lagu tersebut menjadi jagoan album ini dan mendongkrak penjualan sampai di atas 150.000 kopi.

Taman Langit

Perusahaan rekaman Musica Studios pun tak melewatkan potensi peterpan. Musica mempercepat pengajuan kontrak untuk debut album peterpan. Akhirnya debut album peterpan bertajuk Taman Langit dirilis bulan Juni 2003. Tak dinyana, album itu mampu terjual di atas angka 650.000 kopi. Atas prestasi tersebut, mereka menerima Multi Platinum unt...uk album Taman Langit.

Tak hanya jumlah penjualan, peterpan juga sukses mencetak rekor konser maraton di enam provinsi dalam tempo 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004. Konser bertajuk "LA Lights Peterpan 24 Jam Breaking Record" itu dimulai di Medan, Sumatra Utara sekitar pukul 07.55 sampai 08.40 WIB. Dari sana, mereka lalu melanjutkan di Padang, Sumatra Barat sekitar pukul 10.45 hingga 11.30 WIB. Pada jam 12.55 hingga 13.40 WIB, Peterpan konser di Pekanbaru, Riau, terus Lampung pada jam 16.25 sampai 17.10 WIB. Ariel lantas membuka konser di Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 19.45 dan berakhir pada 20.30 WIB. Konser Peterpan ditutup di Surabaya sekitar pukul 22.15 sampai 23.00 WIB. Atas prestasinya ini, mereka berhak dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).


Bintang di Surga
Tak lama menanti, peterpan kembali merilis album ke-2 bertajuk Bintang di Surga di bulan Agustus 2004. Dalam waktu 2 minggu, album itu telah terjual 350.000 kopi, dan di awal Januari 2005 telah menembus 1,7 juta kopi. Album yang menjagokan "Ada Apa Denganmu" ini sebulan kemudian (Februari 2005) menembus 2 juta kopi. Dan menurut catatan, album kedua peterpan ini mampu terjual sebanyak 3 juta kopi. Nilai yang cukup fantastis, mengingat saat itu sang vokalis, Ariel sedang tersandung masalah. Ariel dikabarkan telah menghamili mantan kekasihnya, Sarah Amalia.


Tahun 2005 juga menjadi tahun 'kejayaan' bagi peterpan, tak hanya dari sisi penjualan album, tapi juga penghargaan. Di awal tahun 2005, peterpan telah meraih penghargaan sebagai artis favorit Indonesia di MTV Asia Aid pada tanggal 9 Mei 2005 di Bangkok. MTV Asia Aid adalah nama lain ajang MTV Asia Awards 2005 yang bisa digelar rutin tiap tahun. Perubahan ini sebagai bentuk kepedulian MTV Internasional atas bencana gempa dan gelombang tsunami yang menerjang di 11 negara, 26 Desember 2004. Dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2005, peterpan menempati urutan teratas nominasi dengan memperoleh 11 nominasi. Empat di antaranya dicetak lewat lagu "Ada Apa Denganmu".Dari 11 nominasi itu, peterpan memenangkan 7 penghargaan, antara lain untuk gelar band terbaik, album terbaik, grafis desain album terbaik dan karya produksi terbaik, semua itu berkat album Bintang di Surga. Pada ajang SCTV Music Awards 2005, peterpan mendapat penghargaan di kategori Album Pop Group Ngetop dan Lagu Paling Ngetop. Setelah tahun sebelumnya juga mendapat Group Pendatang Baru Terngetop. peterpan juga meraih kategori Band Paling Ngetop di SCTV Award 2005

Di tahun 2005, peterpan kembali merilis 2 album. Meski kali ini mereka tidak merilis album 'utama'. Yakni VCD Untuk Sahabat Peterpan yang berisi Orginal VCD Karaoke termasuk video klip serta dokumentasi saat mereka melakukan breaking record konser selama 24 jam di 6 kota. dan album soundtrack film Alexandria.


 Perpecahan

Pada tanggal 4 November 2006, Andika dan Indra, resmi keluar dari anggota band. Kedua mantan personil ini pada akhirnya membentuk kelompok lainnya yang diberi nama The Titans.

Pasca keluarnya Andika dan Indra, posisi mereka ditempati oleh dua pemusik tambahan, yaitu Lucky dan David. Dengan formasi tambahan ini, Peterpan merilis, Hari y...ang Cerah. Acara launching album ini juga dibuat lain karena dilakukan di dua negara. Di RUUMS Kuala Lumpur pada 25 Mei 2007 setelah itu di Bandung di Monumen Pahlawan Gazebo dan disiarkan secara live di 6 stasiun televisi.

Album ini diklaim sebagai album terakhir mereka dengan nama "Peterpan". Ariel mengklaim bahwa pada akhirnya mereka akan melepaskan nama Peterpan dan menggunakan nama lainnya.


Meski tanpa foramsi utuh seperti dulu, peterpan masih mampu memperlihatkan 'taring'nya. Di bulan September 2007, mereka mendapat kehormatan untuk mengikuti acara "Song Festival" di Korea Selatan.Sebelumnnya, peterpan juga masih mampu mengantongi penghargaan sebagai Best Favorite Artis Indonesia MTV Asia Award 2006 dan Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award 2006.


Kerusuhan di konser

Sama seperti grup band tenar lain di Indonesia, konser peterpan pun tak lepas dari masalah. Pada tahun 2006, saat konser di stadion Harapan Bangsa Lhongraya Kota Banda Aceh tanggal 22 Februari 2006, sedikitnya 30 orang penonton pingsan, terbanyak diantaranya adalah remaja putri. Tak hanya itu, konser ini pun dinilai melanggar u...ndang-undang Syariat Islam yang telah diberlakukan secara kaffah (menyeluruh) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) karena bercampurnya penonton pria dan wanita di dalam lapangan pertunjukan.

Akibat kerusuhan saat konser bukan hanya menimpa penonton, tapi juga anggota band yang tampil. Hal ini terjadi saat peterpan konser di Stadion Bima Cirebon, 11 April 2006. Hujan batu dilemparkan para penonton tak berkarcis di luar Stadion, akibatnya tak hanya belasan penonton dilarikan ke berbagai rumah sakit akibat lemparan batu, tapi juga sang vokalis, Ariel, yang tak luput dari hujan batu tersebut. Ariel terkena lemparan di bagian dada sehingga langsung diamankan ke luar Stadion. Akibat peristiwa itu konser menjadi terhenti di saat peterpan membawakan lagu kelimanya "Mungkin Nanti" sekitar pukul 20.30 WIB.


Penghargaan
Tahun 2002 

* Rookie of the Year 2002 versi Majalah Hai
 Tahun 2004 

* Group Pendatang Baru Ter-Ngetop SCTV Music Award
* Rekor MURI – Konser Maraton 6 Kota 24 Jam - 18 Juli 2004
Tahun 2005
* Best Favorite - Artis Indonesia MTV Asia Award - Februari 2005
* Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award - Mei 2005
* Lagu Paling Ngetop, SCTV Music Award - Mei 2005
* Band Paling Ngetop di SCTV Award - Agustus 2005
* Penjualan Album Terbaik Sepanjang Tahun, MTV Music Award – September 2005
* Grafis desain album terbaik Bintang di Surga AMI Awards 2005 - November 2005
Tahun 2006
* Best Favorite - Artis Indonesia MTV Asia Award - April 2006
* Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award - Mei 2006
Tahun 2009
* Video Klip TerDahsyat "Walau Habis Terang", Dahsyatnya Award - April 2009
* Band TerDahsyat, Dahsyatnya Award - April 2009
Pranala luar

Sunday, January 15, 2017

META-COGNITIVE STRATEGIES DEFINITION



METACOGNITIVE STRATEGIES

Introduction
Learning strategies are defined as techniques for understanding, remembering, and using information that are intentionally used and consciously controlled by the learner (Pressley & McCormick: 1995). In addition, Wenden (1987a:7-8) says “learning strategies are the various operations that learners use in order to make sense of their learning”. Learning strategy is like footballers who use tactics in order to win a game, when they are in the stadium. Learners use learning strategies in order to learn something more successfully.
Since the mid-1970s, learning strategies in L2 have been at the centre of attention (O’Malley and Chamot, 1990). There are many language learning strategies which have been studied and classified in various ways by many researchers. Anderson (2003) classifies language learning strategies into seven major categories: cognitive strategies, metacognitive strategies, mnemonic or memory related strategies, compensatory strategies, affective strategies, social strategies, and self-motivating strategies. However, other researchers (O'Malley et al. 1985; Chamot, Barnhardt, El-Dinary, & Robbins, 1999; Cohen, 1996) use a fewer number. Generally, we can say that language learning strategy can be categorized into three main categories; metacognitive strategies, cognitive strategies, and socioaffective strategies (O’Malley & Chamot, 1990).
Metacognitive Strategies
Ø  Definition
Metacognition refers to thinking about one’s thinking or the human ability to be conscious of one’s mental processes (Nelson, 1996). Metacognition is a form of cognition and a high level thinking process that involves active control over cognitive processes (Wenden, 1998). While metacognitive strategies refer to the conscious monitoring of one’s cognitive strategies to achieve specific goals, for example when learners ask themselves questions about the work and then observe how well they answer these questions (Flavell, 1981, p. 273). Boekaerts and Simons (1995, p. 91) view metacognitive strategies as the decisions learners make before, during and after the process of learning.
Here are some metacognitive strategies that can be applied in language learning:
1.      Knowing your limits
2.      Self-Monitoring
3.      Modify
4.      Skimming
5.      Rehearsing
6.      Self-Test
There are four general steps in applying metacognitive strategies: Organize/Plan Your Own Learning, Manage Your Own Learning, Monitor Your Own Learning, and Evaluate Your Own Learning. Among the main metacognitive strategies, it is possible to include advance organizers, directed attention, selective attention, self-management, functional planning, self-monitoring, delayed production, self-evaluation.
Here is an example of the implementation of metacognitive strategy in teaching and learning process by Tanner (2012):
1.      Encouraging Students to Examine Their Current Thinking: “What do I already know about this topic that could guide my learning?”
2.      Giving Students Practice in Identifying Confusions: “What was most confusing to me about the material explored in class today?”
3.      Pushing Students to Recognize Conceptual Change: “Before this course, I thought evolution was… Now I think that evolution is ….” or “How is my thinking changing (or not changing) over time?”
4.      Providing a Forum in Which Students Monitor Their Own Thinking: “What about my exam preparation worked well that I should remember to do next time? What did not work so well that I should not do next time or that I should change?”
Ø  The Role of Metacognitive Strategies
a.       Metacognitive strategy enable learners to play active role in the process of learning, to manage and direct their own learning and eventually to find the best ways to practice and reinforce what they have learned (Chari et al., 2010).
b.      Metacognitive can increase students’ abilities to transfer or adapt their learning to new contexts and tasks (Bransford, Brown, & Cocking, p. 12; Palincsar & Brown, 1984; Scardamalia et al., 1984; Schoenfeld, 1983, 1985, 1991). They do this by gaining a level of awareness above the subject matter: they also think about the tasks and contexts of different learning situations and themselves as learners in these different contexts.  When Pintrich (2002) asserts that “Students who know about the different kinds of strategies for learning, thinking, and problem solving will be more likely to use them” (p. 222), notice the students must “know about” these strategies, not just practice them.
c.       Metacognitive can help students become aware of their strengths and weaknesses as learners, writers, readers, test-takers, group members, etc.  A key element is recognizing the limit of one’s knowledge or ability and then figuring out how to expand that knowledge or extend the ability. Those who know their strengths and weaknesses in these areas will be more likely to “actively monitor their learning strategies and resources and assess their readiness for particular tasks and performances” (Bransford, Brown, & Cocking, p. 67).
d.      Metacognitive can directly affect the process and the outcome of their learning (Boekaerts, Pintrich, & Zeidner, 2000; Bolitho et al., 2003; Eilam & Aharon, 2003; Mokhtari & Reichard, 2002; Palmer & Goetz, 1988; Victori & Lockhart, 1995; Zimmerman & Schunk, 2001; Purpura, 1997, 1998). Metacognitive awareness rising can improve the level of students’ performance and by implementing metacognitive teaching in educational process; desirable educational goals can be achieved.
e.       Metacognitive strategies increase learner autonomy and its direction toward more individualized instruction (Fewell, 2010).
Conclusion
There are many language learning strategies which have been studied and classified in various ways by many researchers. Generally, we can say that language learning strategy can be categorized into three main categories; metacognitive strategies, cognitive strategies, and socioaffective strategies. A metacognitive strategy is the decisions learners make before, during and after the process of learning. There are four steps in applying metacognitive strategy; planning, managing, monitoring, and evaluating. Metacognitive strategy has many advantages in learning process. One of them is it can increase learner autonomy and its direction toward more individualized instruction.
References
O’Malley, J. M. & Chamot, A. U. (1990). Learning strategies in second language acquisition. New York: Cambridge University Press.
Pressley, M., and McCormick, C.B. (1995). Advanced educational psychology for educators, researchers, and policymakers. New York: HarperCollins
Ridley, D.S., Schutz, P.A., Glanz, R.S., and Weinstein, C.E. (1992). Self-regulated learning: the interactive influence of metacognitive awareness and goal-setting. Journal of Experimental Education,
Wenden, A. (1998). Metacognitive knowledge and language learning. Applied Linguistics
Wenden, A. L. (1987). Conceptual background and utility. In A. L. Wenden & J. Rubin (Eds.), Learner strategies in language learning, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Membaca Tabel dan Grafik



Membaca Tabel dan Grafik 

Tabel adalah daftar yang berisi sejumlah data atau fakta informasi yang tersusun secara sistematis menurut kesatuan tertentu. Tabel dapat membantu menyimpulkan gagasan-gagasan tertentu dalam bacaan. Dengan tabel kita mengetahui secara singkat data mengenai gagasan dalam bacaan. Membaca sebuah tabel dapat dilakukan dengan cara membaca memindai (scanning). Scanning adalah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain. Jadi langsung ke masalah yang dicari yaitu fakta khusus atau informasi tertentu.
Membaca tabel dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Membaca judul
Dari judul kita dapat memahami isi atau informasi yang akan disampaikan
2.      Membaca keterangan atau informasi yang ada dalam kolom atas, samping dan bawah. Keterangan merupakan penjelasan tentang data yang disampaikan.
3.      Mengajukan pertanyaan tentang tabel
Cara yang bisa anda lakukan dengan mengubah data menjadi pertanyaan. Misalnya: siapa, apa, di mana, berapa, kapan dll
4.      Mendapatkan jawaban dalam tabel atas pertanyaan-pertanyaan tentang tabel
Grafik adalah lukisan atau gambar yan gmenjelaskan pasang surutnya suatu data. Grafik dibentuk oleh garis horizontal dan garis vertikal. Pasang surutnya data itu menggunakan titik pertemuan antara garis horizontal dan garis vertikal.
Grafik adalah penyajian data atau ide yang kompleks menjadi sederhana. Dengan grafik, gambaran, perbandingan/ gambaran hubungan variable dijelaskan secara kompleks, komprehensif, padat, sederhana, dan singkat namun jelas.
Orang yang sibuk lebih suka mempelajari suatu grafik statistik. Akan tetapi tidak semua pendapat disajikan dalam bentuk grafik. Dengan grafik dapat dimungkinkan untuk menyampaikan ide yang kompleks menjadi lebih sederhana. Grafik dapat memberi gambaran suatu data secara efektif kepada pembaca. Ciri utama grafik adalah sederhana tapi jelas. Grafik dapat menggambarkan perbandingan dan hubungan antara dua atau beberapa variable secara komprehensif, padat, singkat, dan sederhana. Grafik merupakan penyajian visual (dapat dilihat) yang dipakai untuk membandingkan jumlah yang harus diuraikan secara panjang lebar dengan kalimat dapat digambarkan dengan singkat dalam bentuk grafik.

Menulis teks pidato



Menulis teks pidato

Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok orang/ khalayak. Seseorang bicara di atas podium atau mimbar dan isi pembicaraannya diarahkan kepada orang banyak. tujuan dari pidato adalah untuk memberitahukan sesuatu kepada pendengar (instruktif), untuk menyenangkan / menghibur pendengar (rekreatif) dan untuk mempengaruhi pendengar (persuasive). Secara garis besar isi pidato terdiri dari 3 bagian yaitu:
a.       Pembuka
b.      Inti/ isi
c.       Penutup
Langkah menyusun teks pidato:
1.      Menentukan tema/ pokok pembicaraan yang disesuaikan dengan tujuan pidato
2.      Mendaftar pokok-pokok yang akan disampaikan dalam pidato
3.      Menyusun kerangka pidato
Kerangka pidato mengandung 3 unsur pokok yaitu:
a)      Pendahuluan, biasanya berisi salam pembukaan, ucapan syukur kepada Tuhan,/ ucapan terimakasih ke berbagai pihak terkait.
b)      Isi, harus sesuai dengan tujuan dan tema / pokok pembicaraan yang telah ditentukan sebelumnya.
c)      Penutup, bagian ini merupakan kunci keseluruhan isi pidato. Bagian ini biasanya berupa seruan untuk membangkitkan semangat, saran, harapan-harapan, rangkaian bagian penting, ucapan terimakasih, permohonan maaf, dan salam penutup.
4. Menyusun atau mengembangkan kerangka pidato menjadi naskah/ teks pidato dengan menggunakan kalilmat yang mudah dipahami. Pidato biasanya disampaikan dalam acara formal/ resmi. Oleh karena itu naskah/ teks pidato hendaknya menggunakan bahasa baku dengan memperhatikan penggunaan kalimat dan kata yang tepat. Misalnya menggunakan Bapak, Ibu, Anda, dan Saudara, bukan kamu/ engkau. Selain itu, sebelum menyusun naskah pidato alangkah baiknya anda membaca buku-buku yang berkaitan dengan topik atau dengan materi pidato. Buku-buku itu dapat anda jadikan referensi/ sumber acuan, sumebr rujukan untuk menyusun naskah pidato. Selain anda menyusun teks pidato anda juga dapat menyunting teks pidato anda.
Sunting/ menyunting adalah menyiapkan naskah atau karangan siap jadi dengan memperhatikan segi jenis, sistematika penyajian isi dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
Macam-macam metode pidato:
1.      Metode serta merta (impromptu)
Yaitu pidato yang dilakukan tanpa persiapan atau tanpa menggunakan teks.
2.      Metode menghafal
Yaitu pidato yang dilakukan dengan menghafalkan naskah
3.      Metode naskah
Adalah pidato yang dilakukan dengan membaca naskah
4.      Metode ekstemporan
Yaitu pidato yang dilaksanakan dengan membuat outline/ kerangka pidato terlebih dahulu.