Wednesday, January 13, 2016

Jenis-Jenis Paragraf


Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah rangkaian peristiwa yang terjadi berurutan yang berisi fakta atau fiksi. Paragraf narasi dibagi menjadi 2 macam.
1.      Narasi sugestif, narasi yang menonjolkan khayalan yang membuat pembaca merasa terhanyut dalam cerita tersebut.
Ciri-cirinya adalah:
·         Menyampaikan pesan tertentu secara tersirat
·         Mengandalkan logika dan perasaan pembacanya untuk menangkap pesan yang ingin disampaikan
·         Cenderung menggunakan bahasa yang konotatif dan figurative
2.      Narasi ekspositoris, narasi yang berisi rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informative sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat. Ciri-cirinya adalah:
·         Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan
·         Penalaran digunakan sebagai alat untuk mencapai kesepakatan rasional
·         Cenderung menggunakan bahasa yang informative dan denotative

Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan untuk melukiskan, menggambarkan, dan memberikan perincian terhadap objek yang dibicarakan tersebut. Perincian objek bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat, merasakan, dan menikmati sendiri objek tersebut. Bentuk deskripsi dilihat dari sifat dalam menggambarkan objek dibagi menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1.      Deskripsi spasial
Pada bentuk ini penulis menggambarkan objek secara detail, khususnya ruangan, benda atau tempat.
2.      Deskripsi subjektif
Pada bentuk ini penulis menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan rasa penulis. Tujuan paragraf ini adalah menciptakan pengalaman subjektif pada pembacanya.
3.      Deskriptif objektif
Pada bentuk ini penulis menggambarkan objek dengan apa adanya (sebenarnya). Perasaan dan kesan subjektif serta opini penulis tampak sedikit sekali bahkan tidak ada. Karangan ini tidak bermaksud mempengaruhi imajinasi dan interpretasi pembacanya.
Cirri-ciri paragraf deskripsi adalah:
·         Menggambarkan suatu objek secara rinci dan menyeluruh
·         Menggunakan pola urutan tertentu
·         Mengungkapkan pengalaman rasional atau pengalaman emosional/ keduanya sebagai hasil pengindraan
·         Berusaha menghadirkan suatu peristiwa atau hal tertentu
·          
Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah tulisan yang memaparkan atau menjelaskan suatu idea tau gagasan dan objek dengan disertai data pendukung. Contoh data pendukung adalah grafik, gambar, peta contoh dll. Tujuannya adalah untuk memberikan keterangan dan informasi yang sejelas-jelasnya.
Paragraf eksposisi dapat dikembangkan dengan beberapa pola, antara lain melalui pola pengembangan sebab akibat, proses, ilustrasi, perbandingan deduktif dan induktif.
1.      Paragraf eksposisi proses, adalah paragraf yang menjelaskan serangkaian tindakan, pengolahan dalam menghasilkan suatu produk (hasil), uraian bagaimana suatu hal terjadi, dan bagaimana melakukan pekerjaan secara kronologis.
2.      Paragraf eksposisi sebab akibat, merupakan paragraf yang dapat dianalisi dengan menguraikan objek yang akan dijelaskan menjadi beberapa peristiwa dengan hubungan sebab akibat.
3.      Paragraf eksposisi ilustrasi, adalah paparan (penjelasan) tambahan untuk memperjelas paparan lain.


Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan suatu pendapat atau fakta yang disertai dengan alasa/ulasan dan bukti-bukti yang dapat mendukung pendapat atau fakta tersebut.
Paragraf argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar meyakini pendapat atau fakta yang disampaikan.
Perbedaan antara paragraf argumentasi dengan paragraf eksposisi adalah paragraf argumentasi lebih dapat mematahkan argumentasi yang berlawanan yang telah/ akan muncul.
Sedangkan paragraf eksposisi cenderung hanya mengungkapkan fakta/ uraian dengan berbagai paparan. Jadi argumentasi bertujuan untuk meyakinkan sendangkan paragraf eksposisi untuk memaparkan.
Cirri-ciri paragraf argumentasi adalah:
a.       Mengandung kebenaran dan pembuktian yang kuat dengan disertai data, fakta, gambar, grafik dll
b.      Menggunakan bahasa denotative
c.       Analisis rasional
d.      Alasan kuat
e.       Bertujuan agar pembaca menerima pendapatnya
Langkah-langkah menulis paragraf argumentasi:
1.      Menentukan tema karangan
2.      Merumuskan tujuan penulisan
3.      Mengumpulkan bahan atau data. Bahan-bahan yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan tema dan tujuan. Bahan ini dapat diambil dari buku, hasil penelitian dsb.
4.      Membuat kerangka karangan
5.      Kerangka karangan perlu dipersiapkan agar karangan tersusun rapid an logis.
6.      Mengambangkan kerangka karangan menjadi karangan utuh.

Baca Juga: Jenis Paragraf berdasarkan Kalimat Utama

Menulis Paragraf Argumentative Secara Deduktif
Dalam paragraf deduktif, ide-ide yang telah dirumuskan dalam kalimat diatur dengan ide yang bersifat umum (premis mayor). Ide-ide tersebut diletakkan pada bagian awal dan diikuti dengan ide yang bersifat lebih khusus.
enataan ini dapat direalisasikan dengan menampilkan kalimat topik (yang berupa pernyataan) lebih dahulu pada awal paragraf, kemudian dilanjutkan dengan kalimat penjelas. Kalau digambarkan organisasi paragraf tersebut akan tampak sebagai berikut: 

 


 


                                   





Penjelas dapat berupa bukti yang dapat menentukan kebenaran suatu prinsip (premis umum). Bukti dapat diambil dari pengamatan (observasi) atau juga hasil penelitian yang sahih. Dalam paragraf deduktif, kalimat topik berupa deduksi sedangkan penjelas berupa bukti-bukti atau alasan. Untuk membuat paragraf ini, bukti-bukti hendaknya diambil dari situasi nyata (actual).
Menulis Paragraf Argumentasi Secara Induktif
Penataan ini diperoleh dengan cara menyusun ide-ide khusus dan diikuti dengan ide yang umum. Ide-ide khusus ditampilkan pada awal paragraf. Kemudian disimpulkan dengan ide yang lebih umum. Ide yang lebih umum itu biasanya berupa kalimat simpulan dan diikuti oleh suatu pernyataan pembenaran. Penataan dengan cara ini dapat digambarkan sebagai berikut:



 










 

Menulis Puisi Lama dengan Irama, Bait, dan Rima



A.     Menulis Puisi Lama dengan Irama, Bait, dan Rima
Anda telah mempelajari puisi lama dengan cirri-cirinya sebagaimanana telah anda ketahui bahwa puisi lama mempunyai aturan apabila anda akan menulis puisi lama, anda harus memperhatikan hal tersebut.   Anda dapat menulis puisi lama dengan berlatih memilih kata yang bersajak (berima). Sajak ini sangat penting karena permainan rima ini akan menimbulkan daya tarik bagi pembacanya. Apabila anda menyusun syair anda harus menyusunnya dengan rima aa aa. Namun apabila puisi tersebut berbentuk pantun rimanya harus anda buat ab ab. Anda dapa mengembangkan satu kata dibawah ini yang bunyi akhirannya sama dengan yang dicetak miring.
1.      PATERI – SENDIRI – PERMAISURI – PERI
2.      MENTIR – SATIR – SYAIR – PETIR
3.      BAHARI – MARI – BERI – PERI
4.      SEDIH – PEDIH – LIRIH – PERIH
Anda dapat mencari kata lain yang bunyi akhirannya sama. Selanjutnya jumlah baris setiap bait maupun jumlah baitnya dapat anda sesuaikan dengan jenis puisi lama yang akan anda tulis. Apabila puisi tersebut berbentuk pantun, baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan kedua baris terakhir adalah isinya. Adapun irama yang akan anda bentuk merupakan pemenggalan frasa pada setiap pertengahan baris antara 4 hingga 6 suku kata. Anda juga harus memperhatikan hal tersebut. Anda dapat menulis puisi lama berdasarkan pengalaman anda dalam perenungan yang mendalam . selanjutnya anda dapat menuliskan hasil renungan anda.